Minggu, 02 Juni 2013
Fakta Potret Buram Remaja
Jumlah remaja di seluruh Indonesia tercatat lebih dari 70 juta jiwa atau 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura. (Antaranews, 22/10/2012). Dan 8,747 juta diantaranya tinggal di Jawa timur. Jumlah penduduk usia muda yang relatif besar merupakan unsur prestise suatu bangsa, modal besar untuk kemajuan dan kebangkitan. Tentu saja dengan catatan apabila mereka mempunyai kepribadian dan kualitas hidup yang baik. Sayangnya, sejauh ini dunia remaja kita mengisi headline media massa justru didominasi oleh berita miring dan negatif. Kasus kenakalan remaja dengan berbagai bentuk tak henti-hentinya menjadi trending topic. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Berbagai tindakan remaja yang menyimpang itu sudah melampaui kenakalan mereka dan menjurus pada tindakan kejahatan atau kriminalitas. Maraknya tawuran yang menimbulkan banyak korban, maraknya pornografi dengan pelaku utama remaja, merebaknya seks bebas dan pelacuran di bawah umur ditambah dengan aborsi sebagai dampak ikutannya hingga ratusan ribu kasus di seluruh Indonesia, pemakaian narkoba yang meningkat pesat di kalangan remaja, dll jelas tidak bisa dianggap sebagai sebuah kenakalan. Semua itu layak disebut sebagai tindakan kejahatan atau kriminalitas
Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, menjadikan para angotanya semakin leluasa bertindak brutal. Tidak sedikit warga yang menjadi korban, baik hanya sekedar luka atau bahkan sampai kehilangan nyawa. Pada bulan april dalam rentang waktu satu minggu terjadi aksi geng motor di Jakarta dan Makassar yang mengakibatkan 2 orang tewas dan beberapa orang luka. Sementara di Bandung, sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor menganiaya dua orang pemuda Sabtu (14/4). Di jawa timur sendiri polres Kediri mengerebek aksi balapan liar geng motor yang sebagian besar anggotanya adalah pelajar. Selain mengganggu para pengguna jalan, mereka juga kerap terlibat perkelahian dengan komunitas motor lainnya (tempo.com, 23/4/12). Sementara di Pamekasan polisi menggerebek balapan liar geng motor yang dilakukan menjelang sahur (Kompas.com, 12/8/12). Sementara di Pekanbaru pada bulan Agustus saja, tercatat ada lima korban akibat ulah kawanan geng motor, termasuk warga negara asing. Selain itu, di Kediri bulan Februari geng cewek menelanjangi cewek lain. Di Jakarta, usai menjalani ujian nasional (UN), sejumlah pelajar di Jakarta terlibat tawuran massal.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga masih memprihatinkan. Tahun 2012, sekitar 2,8 persen atau setara dengan 5,8 juta penduduk dan parahnya 50 - 60 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Terdapat juga berita siswa SMP terlibat jaringan pil koplo.
Akses internet yang sangat terbuka bagi para remaja, menjadi sarana bagi mereka untuk mengakses media-media yang berbau (maaf) porno. Bahkan lebih parahnya lagi siswa-siswi kita sebagai aktor dan aktris dalam video terlarang itu. Bayangkan saja 97% remaja kita pernah nonton video porno (KomNas Anak,2008) maka tak heran kita dapati bocah SD, SMP atau SMP yang tega mencabuli anak tetangganya.
Kondisi ini merupakan buah yang harus dipetik dari penerapan sistem pendidikan di negeri ini. Sistem pendidikan sekuler dengan kurikulum sekuler telah mengabaikan aspek pembentukan kepribadian siswa yang kuat. Pendidikan yang memisahkan agama dari kiehidupan mereka. Sekolah sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah.
Sebenarnya potret pendidikan remaja kita tidaklah semuanya hitam, tidak sedikit prestasi yang dipersembahkan oleh putra-putri terbaik kita. Khususnya di bidang sains, tercatat tiga siswa meraih prestasi tertinggi dengan medali emas dalam olimpiade fisika yang diselenggarakan pada 14-20 Januari 2012 di Almaty, Kazakhstan. Begitu pula dua siswi berhasil mencetak prestasi membanggakan pada European Girls Mathematical Olympid (EGMO) 2012 di Murray Edwards College, Inggris (10-16/4/2012). Namun gemilangnya prestasi tersebut terbenam oleh buramnya potret remaja kita, selain minimnya penghargaan dari pemerintah terhadap mereka yang berprestasi.
Solusi
Potret buram remaja sebenarnya dapat dituntaskan dengan memperbaiki sistem hidup yang mempengaruhi pemahaman dan perilaku remaja. Untuk itu dibutuhkan peran dari berbagai unsur. Sekolah, keluarga, masyarakat dan negara, keseluruhannya bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian yang baik pada remaja, kepribadian yang dibangun di atas iman dan taqwa. Semuanya harus bersinergis untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan remaja.
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Rasulullah Saw pernah bersabda yang artinya :
“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala)”. (HR. Bukhari)
Masyarakat yang menjadi lingkungan remaja menjalani aktivitas sosialnya mempunyai peran yang besar juga dalam mempengaruhi baik buruknya proses pendidikan, karena remaja merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Teramsuk sekolah, sekolah juga harus memberikan banyak ruang gerak untuk penanaman ajaran agama dan akidah. Agar tertanam dalam jiwanya mana yang boleh ddilakukan dan mana yang harus dihindari.
Peran paling penting dan strategis dalam membentuk kepribadian remaja ada pada negara melalui pemberlakuan sistem pendidikan. Secara paradigmatik, pendidikan harus dikembalikan pada asas agama yang akan menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru serta budaya sekolah tempat remaja eksis di dalamnya. Agama harus bisa memberikan warna dalam kehidupan sekolah. Agama tidak hanya dijadikan spiritual atau seremonial saja tetapi lebih masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan kita. Sehingga tingkah laku kita lebih terarah berdasarkan sendi-sendi agama. Wallahu a’lamu bis-showab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar